Total Tayangan Halaman

Sabtu, 04 September 2010

Sehari Bandara Juwata Dua Kali Di Demo

Tarakan,
Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa, pepatah tersebut mungkin cukup pantastik ditunjukan untuk Bandara Juwata Tarakan. Kenapa tidak, dalam satu hari manajemen bandara harus mengurus dua demonstrasi menuntut kebijakan yang telah dikeluarkan bandara.
Demontrasi yang dilakukan sekelompok massa sekitar pukul 08:00 dan pukul 17.00 wit dengan latar belakang yang berbeda menuntuk pihak manajemen bandara untuk segera melakukan pembayaran ganti rugi lahan kepada masyarakat yang belum menerima ganti rugi tersebut. Para demonstran meminta manajemen untuk tidak pilih kasih dalam melakukan pembayaran, pasalnya ada sebagian warga yang telah menerima pembayaran.
“Kami meminta kepada pihak bandara untuk melakukan pembayaran terhadap ganti rugi lahan kami yang telah bertahun-tahun kami kelola”. Ujar salah seorang demonstran. Dalam demonstrasi tersebut sebelumnya massa mendirikan gubuk di tengah jalan sehinngga para karyawan yang hendak masuk kantor terhambat karena jalan menuju gedung operasional yang baru diblokir para pendemo.
Hal tersebut tidak berlangsung lama karena beberapa aparat dari pihak polres tarakan segera meminta kepada warga untuk menggeser rangka bangunan ke posisi pinggir jalan agar tidak mengganggu aktifitas di bandara dan pihak kepilisian berjanji akan mempasilitasi para pendemo untuk duduk bersama dengan manajemen bandara mencari solusi terbaik di kantor polres tarakan. Setelah mendengar hal tersebut satu persatu dari pendemo meninggalkan bandara.
Dalam pertemuan tersebut pihak bandara dan masyarakat tidak menemukan kejelasan karena menurut pihak bandara, sebagian dari masyarakat ada yang tidak memiliki surat kepemilikan tanah, masyarakat juga berdalih bahwasanya kami telah menggarap lahan tersebut sudah bertahun-tahun sehingga kedua belah pihak sepakat membawa kasus tersebut kengadilan.
Sementara itu sekitar 600 orang sopir angkot yang tergabung dalam Organda juga melakukan unjuk rasa di depan pintu gerbang bandara, mereka meminta pemerintah dan aparat untuk turut memfasilitasi kebijakan yang telah dikeluarjan yang dianggap sangat merugikan para sopir angkot tersebut. Bendahara Organda Abdul Azis mengatakan “Kami dari pengurus organda mengerti dengan aturan yang ada yakni angkot hanya bisa mengantar penumpang masuk kebandara namun taksi bandara ada yang mengambil penumpang di hotel diantar kepelabuhan bukan dari bandara, ini yang tidak di terima rekan-rekan, supaya adil kami meminta angkot juga boleh mengambil penumpang dalam Bandara”.
Lebih lanjut Azis mengatakan tindakan pengamanan yang dilakukan aparat dari Auri juga melakukan intimidasi kepada sopir angkot yang mengambil penumpang dalam bandara seperti melakukan pengejaran dan memaksa penumpang untuk turun dari angkot dan beralih ke taksi bandara.
Mendengar hal tersebut Walikota Tarakan H.Udin Hianggio turun tangan langsung menemui para sopir, dalam penyampaiannya walikota mengatakan “Angkot boleh mengambil penumpang dalam bandara” yang disambut tepuk tangan yang gemuruh dari para demonstran. Menanggapi adanya perilaku yang tidak menyenangkan dari pihak keamanan Auri walikota telah melakukan koordinasi dengan instansi yang ada yakni Dishub dan Satlantas Polres Tarakan dan Auri untuk memberikan ijin angkot masuk bandara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar